Pengertian pergaulan
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok.
Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.
Pengertian pergaulan bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa.
Pergaulan bebas menurut agama
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah tercantum dalam surat An-Nur ayat 30-31. Telah dijelaskan bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana hal yang terjadi dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan-aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu tidak dapat menjamin kesucian seseorang.
Penyebab pergaulan bebas
1. Faktor Orang Tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jamanpara orang tua masih remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tuadalam era ini, dapat kita sebutkan antara lain:
* Faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.
* Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat
* Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat.
2. Faktor agama dan iman.
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak.
3. Perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.
Dampak Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.
Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja.
Solusi Mengatasi Pergaulan Bebas
seharusnya kita sebagai pemuda islam yang berpendidikan haruslah mengetahui dampak dan akibat dari pergaulan bebas tadi. Sehingga kita tidak akan terjerumus dalam tindakan yang dilarangan oleh agama islam.
Pergaulan bebas dalam kehidupan bermasyarakat memang bukan hal yang asing lagi karena setiap hari para remaja sudah melakukan hal tersebut. Untuk mencegah hal itu maka haruslah ditanamkan pengetahuan tentang bahayanya pergaulan bebas karena dampak dari pergaulan bebas ini akan dirasakan oleh berbagai macam pihak seperti keluarga, masyarakat dan yang lebih menyesali atas tindakannya tersebut adalah dirinya sendiri.
Untuk menumbuhkan kesadaran akan bahayanya pergaulan bebas maka para remaja haruslah diberikan pendidikan mengenai dampak pergaulan bebas dan memberikan pendidikan kerokhanian agar mereka sadar tentang apa yang saat ini sedang terjadi.
Penyebab Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina
Faktor Penyebab Pergaulan Bebas dan Perbuatan Zina
Akar masalah dari pergaulan bebas di masyarakat adalah karena tidak
dipahaminya ajaran agama dan dimunculkannya ajaran sekularisme dan
liberalisme di tengah masyarakat. Sekularisme adalah paham yang menolak
peran agama dalam kehidupan umum, Atau bisa dibilang juga memisahkan
kaitan Agama dalam kehidupan sehari - hari atau dalam bermuamalah. Agama
hanya dianggap sebagai urusan pribadi dan itu pun dipersempit sebatas
urusan spiritual dan ritual. Padahal jika kita memperhatikan hadits -
hadits shahih pasti banyak ditemukan contoh budi luhur dalam kehidupan
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sehari - hari.
Adapun Liberalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap manusia
bebas berkeyakinan dan berperilaku meskipun menyimpang dari agama.
Paham kebebasan ini juga mengajarkan bahwa setiap orang bebas menjalin
hubungan dengan siapa saja dan bahkan berhubungan seks dengan siapa saja
asal suka sama suka, dan tidak ada paksaan. Namun anehnya, kaum
liberalis ini menolak nilai - nilai agama -bahkan melecehkannya- seperti
menghina wanita yang menutup auratnya. Sedangkan mereka mendukung
bahkan membela orang - orang yang memakai baju mini?? Jadilah mereka
sebenarnya pendukung kebebasan gaya Eropa.
Kembali ke topik pembahasan, Pergaulan bebas merupakan kenyataan
pahit yang terjadi di sekitar kita. Hal tersebut perlu kita ketahui dan
kita kupas secara jujur, agar diketahui pokok permasalahannya, serta
tepat dalam mengambil upaya untuk mengatasinya. Oleh karena itu, pada
kajian berikut akan diuraikan dua faktor utama penyebab pergaulan bebas
dan perbuatan zina, yaitu faktor dari dalam diri pelaku dan faktor dari
luar.
- Faktor dari Dalam.
- Lemahnya Pemahaman Iman dan Islam
Iman dan Islam sebagai fondasi dalam beragama Islam, keduanya tidak
dapat dipisahkan. Iman seseorang menentukan keislaman dan perilaku
kehidupan sehari-harinya. Keduanya sebagai pedoman dalam menjalani
hidup, sekaligus sebagai pengendali agar tidak melakukan hal-hal yang
dilarang agama. Jika iman dan Islamnya kuat, maka diharapkan memiliki
ketahanan mental serta mampu menghindari segala bentuk pergaulan bebas.
Begitu pula sebaliknya, lemahnya pemahaman islam dan iman akan
memunculkan terjadinya pelanggaran norma susila dan pergaulan, termasuk
dalam pergaulan dengan lawan jenis.
- Bisikan Setan, Pola Pikir, Rasa Ingin Tahu, dan Ingin Mencoba.
Bertindak tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi dan didorong
rasa ingin tahu, ingin mencari, dan ingin mencoba adalah semangat
beberapa remaja yang harus diarahkan. Jika semangat dan sikap itu untuk
hal - hal yang baik dan positif, maka tentu sangat bagus hasilnya.
Namun, jika semangat itu untuk melakukan hal - hal negatif, maka sikap
semacam ini harus terus diberikan pengetahuan dan arahan agar sadar, dan
dapat menghindari perbuatan negatif, sehingga remaja tidak terjebak
dalam pergaulan bebas yang melanggar ajaran agama.
- Lemahnya Pemahaman Terhadap Dampak Pergaulan Bebas.
Minimnya pemahaman terhadap dampak negatif dari pergaulan bebas
didukung rasa ingin tahu serta keberanian mencoba, merupakan awal
terjerumusnya seorang remaja dalam pergaulan bebas.
Pemicu lain adalah adanya kemudahan mengakses berbagai informasi yang
didukung oleh ketersediaan fasilitas, seperti internet dan ponsel yang
dengan mudah menyimpan gambar dan film yang tidak pantas untuk dilihat
sehingga mengakibatkan dampak buruk bagi remaja.
- Gaya Hidup
Dewasa ini gaya hidup remaja Indonesia sudah banyak menyimpang jauh
dari norma agama dan adat ketimuran. Zaman sekarang remaja Indonesia
lebih banyak mengadopsi gaya hidup barat yang bebas ( liberal). Selain
itu mereka juga lebih bangga jika memakai gaya hidup barat dalam
kesehariannya.
Memang tidak semua gaya hidup barat itu buruk, namun mayoritas remaja
Indonesia meniru beberapa hal yang buruk dari gaya hidup barat, seperti
memakai baju yang sangat mengumbar aurat, pergaulan bebas antara lawan
jenis dan lain sebagainya. Supaya tidak salah kaprah, remaja Indonesia
harus lebih selektif lagi.
- Komunikasi tidak berjalan baik
Komunikasi yang tidak berjalan dengan baik menjadi salah satu faktor
pemicu pergaulan bebas dan perbuatan zina, karena komunikasi merupakan
kegiatan yang biasa dilakukan sehari - hari.
- Komunikasi yang harus dibina dengan baik adalah komunikasi dengan keluarga, sehingga apabila anak mempunyai masalah yang tidak bisa dia pecahkan sendiri, tidak lari dan mencari penyelesaian di luar.
2. Faktor dari Dalam.
- Paham Sekularisme dan Liberalisme di Kalangan Masyarakat.
Sekularisme adalah paham yang mengatakan bahwa kehidupan / kegiatan
dalam urusan dunia dipisahkan dari kegiatan Agama. Sehingga nilai -
nilai Agama hanya dipahami sebatas ritual dan spiritual saja.
Liberalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap manusia bebas
berkeyakinan dan berperilaku apapun meskipun menyimpang dari Agama.
- Lemahnya Kontrol Orang Tua.
Peran dan fungsi keluarga pada saat ini sudah mengalami pergeseran
yang disebabkan karena masing - masing anggota keluarga memiliki
kesibukan dengan alasan dan tujuan sendiri - sendiri. Banyak keluarga di
kota yang lebih mementingkan kecukupan kebutuhan materi dan kurang
memerhatikan kebutuhan rohani keluarganya, khususnya anak.
Pada situasi semacam inilah persoalan akan muncul, yakni tidak
terpenuhinya kebutuhan dan perkembangan jiwa seorang anak secara
seimbang. Ketika usia anak bertambah, persoalan pun mulai berkembang,
sementara komunikasi dan perhatian orang tua semakin berkurang. Apalagi
jika diperhatikan masalah utama remaja adalah "tertarik pada lawan jenis". Sehingga tidak sedikit para remaja terjerumus dalam pergaulan bebas yang tidak terkendali.
Kunci terciptanya keluarga yang baik adalah kuatnya peran orang tua,
khususnya ibu dalam menanamkan nilai akhlak mulia yang telah dicontohkan
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Jika ada anak yang tumbuh tidak
benar, maka keluarga menjadi salah satu pendorong terjadinya
kenakalan dan pergaulan bebas di kalangan remaja. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan."(QS. At - Tahrim ayat 6)
- Menurunnya Fungsi Kontrol dari Masyarakat
Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh baik terhadap
perkembangan dan pertumbuhan remaja. Begitu pula sebaliknya. Pada saat
ini, fungsi kontrol yang dilakukan oleh masyarakat semakin melemah.
Sikap tidak peduli (egois) tidak peduli terhadap pihak lain yang
disebabkan meningkatnya kesibukan masing - masing anggota masyarakat
memungkinkan tidak adanya waktu untuk mengkomunikasikan masalah yang
terjadi.
Kerasnya pola hidup individu di perkotaan juga menyebabkan kurang
atau tidak adanya komunikasi intensif antara tetangga yang satu dengan
tetangga yang lain. Jika keadaan masyarakat sudah seperti ini, maka
terjadinya penyimpangan kecil sampai pelanggaran norma dalam pergaulan
menjadi semakin terbuka.
- Pengaruh Media Massa
Tidak dapat dipungkiri lagi, Internet, media cetak, dan media
elektronik lainnya telah mengubah pemikiran manusia di seluruh dunia.
Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang dapat menerobos batas dan waktu
dengan sangat singkat, sehingga sulit ditepis, ditangkal, atau dibatasi.
Melalui media - media tersebut apa pun bisa disampaikan, termasuk
berbagai persoalan yang menyangkut film yang tidak layak untuk ditonton
serta berbagai menu acara yang dapat memengaruhi konsep berpikir dan
berbuat para penggunanya, salah satunya adalah remaja.